MAU UMROH BERSAMA TRAVEL TERBAIK DI INDONESIA ALHIJAZ INDO WISATA..?

YOOK LANGSUNG WHATSAPP AJA KLIK DISINI 811-1341-212
 

ITINERARY  | PERJALANAN UMROH PLUS THAIF 12 HARI

Setiap jamaah yang berangkat umroh atau haji khusus Call/Wa. 08111-34-1212 pasti menginginkan perjalanan ibadah haji plus atau umrohnya bisa terlaksana dengan lancar, nyaman dan aman sehingga menjadi mabrur. Demi mewujudkan kami sangat memahami keinginan para jamaah sehingga merancang program haji onh plus dan umroh dengan tepat. Jika anda ingin melaksanakan Umrah dan Haji dengan tidak dihantui rasa was-was dan serta ketidakpastian, maka Alhijaz Indowisata Travel adalah solusi sebagai biro perjalanan anda yang terbaik dan terpercaya.?agenda umroh 12 hari

Biro Perjalanan Haji dan Umrah yang memfokuskan diri sebagai biro perjalanan yang bisa menjadi sahabat perjalanan ibadah Anda, yang sudah sangat berpengalaman dan dipercaya sejak tahun 2010, mengantarkan tamu Allah minimal 5 kali dalam sebulan ke tanah suci tanpa ada permasalahan. Paket yang tersedia sangat beragam mulai paket umroh 9 hari, 12 hari, umroh wisata muslim turki, dubai, aqso. Biaya umroh murah yang sudah menggunakan rupiah sehingga jamaah tidak perlu repot dengan nilai tukar kurs asing. travel haji onh plus di Cilegon

Saco-Indonesia.com - Saat berkomunikasi dengan anak, para orang tua perlu disarankan untuk menyeimbangkan nada suara dengan kata-kata. Seorang anak tidak terlahir rmengerti suatu bahasa, tetapi mereka dibekali keinginan untuk berkomunikasi.

Anak mengenali bahasa dengan sangat cepat. Semua kata seakan melingkupi dunia mereka. Tetapi, kata-kata bekerja dengan dua arah. Ketika mendengar, anak juga akan bereaksi. Faktor orangtua dan lingkungan akan membentuk tingkah laku anak, bersandar pada bagaimana mereka memperhatikan apa yang diucapkan dan bagaimana cara mengatakannya.

- Masa bayi
Sebelum lahir, bayi sebenarnya sudah belajar bahasa. Ketika lahir, bayi tidak hanya cenderung mendengar suara ibu. Teapi juga pada bahasa yang kerap digunakan oleh ibu. Menurut penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Utrecht University, bayi dapat membedakan bahasa Belanda dan China sebaik orang dewasa.

Bayi juga mengerti irama dan warna bahasa jauh sebelum mereka mengerti artinya. Penting artinya untuk diingat para orang tua. Bayi akan lebih banyak menyimak dari nada bicara Anda ketimbang makna kata-kata yang diucapkan. Menggunakan bahasa dengan irama cepat dan nada yang keras akan mengakibatkan kegelisahan. Sementara menggunkan irama yang pelan dan lembut akan menenangkan bayi yang gelisah.

- Anak kecil dan usia pra-sekolah
Saat mereka mulai belajar jalan, beberapa anak mulai mengerti kata-kata. Masa kanak-kanak adalah yang tahap paling penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa seorang anak. Ketika berbicara, bayi tampak lucu, namun beberapa guru Montessori menyarankan orangtua berbicara dengan irama bicara layaknya orang dewasa. Gunakan kalimat yang lengkap dengan kata-kata yang akurat untuk menyebut anggota tubuh berikut fungsinya.

Berikan pula instruksi yang jelas. Saat menginjak usia pra skeolah, anak mulai mampu mengikuti tiga atau empat instruksi sekaligus. Ketika anak melakukan kesalahan, sebaiknya ditegur tanpa menghukum atau mengoloknya. Bila benar, tidak ada salahnya memberikan penghargaan untuk memacu semangatnya.

- Anak dan remaja

Gunakan bahasa bermakna positif pada anak dan remaja untuk membangun kekuatan personal dan pengendalian dirinya. Namun bukan berarti orangtua harus membanggakan anak, apapun yang dia lakukan. Misalnya, orangtua dapat mengatakan, "Hebat, sudah bisa membersihikan kamar sendiri," daripada sekedar berkata, "Anak mama hebat."

Kalimat pertama menunjukkan orangtua mengakui kemampuan anak. Sedangkan yang kedua justru menunjukkan kebanggaan orangtua tanpa mengakui kemampuan diri anak.

Bahasa, nada, dan kemarahan
Orangtua harus menjadi contoh. Anak yang hidup dengan kemarahan dan orang tua yang kasar, akan belajar hal yang sama. Bila orangtua merasa marah dan putus asa, sebaiknya jangan berteriak. Hal ini akan mengajarkan anak untuk melakukan hal yang sama. Daripada berteriak, orangtua lebih baik mengatakan apa yang membuat kesal. Misalnya jangan mengatakan,

"Kenapa kamu nggak ngerjain PR?," lebih baik "Kalau adek ngerjain PR, nilai adek jelek. mama bisa marah." Berbagai dengan suara yang tenang mengajarkan anak berkomunikasi secara baik dan jelas.

 

Sumber :livestrong/http://health.kompas.com/read/2013/05/26/21114 556/Bagaimana.Bahasa.dan.Suara.Pengaruhi.Perilaku.Anak.
Editor :Liwon Maulana
Bagaimana Bahasa dan Suara Dapat Pengaruhi Perilaku Anak?

WASHINGTON — During a training course on defending against knife attacks, a young Salt Lake City police officer asked a question: “How close can somebody get to me before I’m justified in using deadly force?”

Dennis Tueller, the instructor in that class more than three decades ago, decided to find out. In the fall of 1982, he performed a rudimentary series of tests and concluded that an armed attacker who bolted toward an officer could clear 21 feet in the time it took most officers to draw, aim and fire their weapon.

The next spring, Mr. Tueller published his findings in SWAT magazine and transformed police training in the United States. The “21-foot rule” became dogma. It has been taught in police academies around the country, accepted by courts and cited by officers to justify countless shootings, including recent episodes involving a homeless woodcarver in Seattle and a schizophrenic woman in San Francisco.

Now, amid the largest national debate over policing since the 1991 beating of Rodney King in Los Angeles, a small but vocal set of law enforcement officials are calling for a rethinking of the 21-foot rule and other axioms that have emphasized how to use force, not how to avoid it. Several big-city police departments are already re-examining when officers should chase people or draw their guns and when they should back away, wait or try to defuse the situation

Police Rethink Long Tradition on Using Force

Artikel lainnya »