NUSA DUA, Saco-
Indonesia.com — Pemerintah akan percepat pembangunan sejumlah pembangkit
listrik tenaga uap di Tanah Air. Hal ini dilakukan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar
minyak pembangkit listrik dan antisipasi pelarangan impor batu bara kalori rendah oleh
China.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyampaikan hal itu dalam
pembukaan acara CoalTrans Asia, Senin (3/6/2013), di Nusa Dua, Bali. Acara itu dihadiri
sekitar 2.000 peserta dari berbagai negara.
Dalam bauran energi nasional, porsi BBM
masih mencapai 49,7 persen, sedangkan porsi gas 20 persen, batu bara 24,5 persen, serta energi
baru terbarukan 6 persen. "Konsumsi minyak bumi harus turun karena mahal dan makin
terbatas jumlahnya sehingga subsidi BBM terlalu tinggi," ujarnya.
Pada 2025,
pemerintah menargetkan peran batu bara meningkat menjadi 33 persen dan pengembangan energi
baru terbarukan menjadi 17 persen. Adapun pemakaian minyak sebagai sumber energi akan
diturunkan menjadi 20 persen.
Terkait hal itu, pemerintah akan mempercepat realisasi
sejumlah proyek PLTU. Menurut rencana, pemerintah akan memasukkan sejumlah proyek PLTU dengan
total kapasitas minimal 5.000 MW ke dalam program percepatan pembangunan pembangkit listrik
10.000 MW tahap dua. Jadi, kapasitas pembangkit dalam program itu menjadi lebih dari 15.000
MW.
Peningkatan kebutuhan batu bara di dalam negeri itu dikombinasikan dengan situasi
pasar internasional batu bara yang tengah kelebihan suplai sehingga harga komoditas tambang
itu anjlok. "Jadi, sementara harga batu bara turun, produksi batu bara akan menambah
ketersediaan energi," katanya.
Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PT
PLN Murtaqi Syamsuddin sebelumnya menyatakan, pihaknya mengusulkan penambahan kapasitas tenaga
listrik sekitar 7.000 megawatt (MW) dalam program percepatan pembangkit 10.000 MW tahap dua.
Dengan tambahan kapasitas itu, kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik diproyeksikan 110
juta ton pada 2018.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia
(APBI), Supriyatna Suhala, menyatakan, industri siap memenuhi kebutuhan batu bara di dalam
negeri yang terus meningkat. Setiap tambahan kapasitas PLTU 1.000 MW, diperlukan tambahan
volume pasokan batu bara 3-3,5 juta ton.
Terkait wacana pelarangan impor batu bara
kalori rendah, yaitu di bawah 5.000 kilokalori, oleh China, Jero meminta agar para pelaku
memperluas pasar ekspor batu bara ke negara-negara lain di Asia.
Sumber : Kompas.com
Editor : Liwon
Maulana
Akan Mengurangi Konsumsi BBM