Tentukan target pasar yang tepat. Anda perlu menentukan kalangan yang akan menjadi target pasar Anda. Kajilah latar belakang pendidikan, ekonomi, dan sosial calon buyer Anda agar apa yang Anda cantumkan dalam toko online benar-benar sesuai dengan kondisi mereka.
Temukan target pasar di dunia online. Setelah menentukan target pasar, Anda perlu tahu di channel-channel mana buyer Anda berada. Bergabunglah ke dalam forum dan komunitas calon buyer potensial Anda. Mengetahui perbincangan dan diskusi target pasar membantu Anda dapat mengumpulkan informasi tentang apa yang dibutuhkan mereka dari sebuah toko online.
Buat konten yang menarik. Di toko online, Anda bisa membuat foto, kutipan atau quotes, dan video yang menarik sehingga memicu buyer untuk berkomentar, nge-like, atau nge-share. Ketika di- share, konten tersebut akan masuk ke dalam timeline dan newsfeed dari buyer . Konten tersebut secara otomatis akan dibaca oleh para followers atau teman-teman buyer . Orang banyak pun akan terpancing untuk mengunjungi toko online Anda.
Tampilkan testimonial positif dari buyer . Testimonial dari buyer yang pernah bertransaksi adalah aset bagi bisnis online Anda. Rekomendasi yang diberikan buyer adalah sesuatu yang sangat mempengaruhi buyer lain sebelum membeli. Sajikanlah testimonial positif ini bisa disajikan melalui tulisan atau fasilitas memberikan rating dari sebuah produk yang dijual di toko online.
Sebarkan alamat toko online di media sosial. Pada tahap sebelumnya, Anda telah mengetahui di channel-channel mana saja target pasar Anda berada. Publikasikanlah alamat toko online Anda pada channel-channel tersebut, misalnya lewat Facebook dan Twitter. Dengan begitu, Anda “mengundang” orang yang tepat untuk datang ke toko online Anda.
Sediakan forum diskusi. Menyediakan forum diskusi di toko online memang terkesan tidak memberikan profit uang secara langsung bagi Anda. Namun, diskusi antar buyer yang terjadi di toko online akan membuat merek bisnis Anda dikenal oleh banyak orang. Selain itu, semakin banyak buyer yang berdiskusi di forum artinya semakin tinggi jumlah visit atau kunjungan di toko online Anda.
Responsif. Jawablah setiap pertanyaan dan tanggapan yang buyer sampaikan melalui toko online. Buyer membutuhkan informasi yang lengkap sebelum membeli sebuah produk. Semakin cepat Anda merespon buyer , semakin baik citra Anda sebagai seller. buyer pun lebih terdorong untuk bertransaksi dengan seller yang responsif seperti Anda.
Berpromosi di toko online. Toko online yang Anda gunakan dalam berbisnis juga merupakan sarana publikasi promosi yang baik. Cantumkanlah iklan dengan desain yang menarik dalam toko online, setiap kali Anda mengadakan promosi produk.
Gunakan kata-kata yang SEO-friendly. Anda tidak boleh sembarangan dalam mengisi konten toko online Anda. Tuliskan kata-kata yang bisa menaikkan rating toko online Anda dalam search engine. Pemilihan kata yang dapat ditelusuri dengan mudah oleh search engine membuat buyer lebih gampang menemukan toko online Anda.
Desain ulang tampilan toko online secara berkala. Melakukan inovasi dan pembaharuan secara berkala dapat membuat bisnis yang Anda jalani terkesan selalu up-to-date dan memiliki nilai lebih. Contoh sederhananya adalah dengan mendesain ulang tampilan toko online secara berkala. Ini dilakukan agar buyer yang mengunjungi toko online tidak merasa bosan, meski ia mengunjungi toko online yang sama berulang-ulang.
TIPS MEMIKAT PEMBELI ONLINE
WASHINGTON — During a training course on defending against knife attacks, a young Salt Lake City police officer asked a question: “How close can somebody get to me before I’m justified in using deadly force?”
Dennis Tueller, the instructor in that class more than three decades ago, decided to find out. In the fall of 1982, he performed a rudimentary series of tests and concluded that an armed attacker who bolted toward an officer could clear 21 feet in the time it took most officers to draw, aim and fire their weapon.
The next spring, Mr. Tueller published his findings in SWAT magazine and transformed police training in the United States. The “21-foot rule” became dogma. It has been taught in police academies around the country, accepted by courts and cited by officers to justify countless shootings, including recent episodes involving a homeless woodcarver in Seattle and a schizophrenic woman in San Francisco.
Now, amid the largest national debate over policing since the 1991 beating of Rodney King in Los Angeles, a small but vocal set of law enforcement officials are calling for a rethinking of the 21-foot rule and other axioms that have emphasized how to use force, not how to avoid it. Several big-city police departments are already re-examining when officers should chase people or draw their guns and when they should back away, wait or try to defuse the situation
Police Rethink Long Tradition on Using Force