Setiap jamaah yang berangkat umroh atau haji khusus Call/Wa. 08111-34-1212 pasti menginginkan perjalanan ibadah haji plus atau umrohnya bisa terlaksana dengan lancar, nyaman dan aman sehingga menjadi mabrur. Demi mewujudkan kami sangat memahami keinginan para jamaah sehingga merancang program haji onh plus dan umroh dengan tepat. Jika anda ingin melaksanakan Umrah dan Haji dengan tidak dihantui rasa was-was dan serta ketidakpastian, maka Alhijaz Indowisata Travel adalah solusi sebagai biro perjalanan anda yang terbaik dan terpercaya.?agenda umroh 12 hari
Biro Perjalanan Haji dan Umrah yang memfokuskan diri sebagai biro perjalanan yang bisa menjadi sahabat perjalanan ibadah Anda, yang sudah sangat berpengalaman dan dipercaya sejak tahun 2010, mengantarkan tamu Allah minimal 5 kali dalam sebulan ke tanah suci tanpa ada permasalahan. Paket yang tersedia sangat beragam mulai paket umroh 9 hari, 12 hari, umroh wisata muslim turki, dubai, aqso. Biaya umroh murah yang sudah menggunakan rupiah sehingga jamaah tidak perlu repot dengan nilai tukar kurs asing. promo umroh akhir ramadhan di Gerogol
PONDOK PESANTREN DI PEKANBARU TERBAKAR
saco-indonesia.com, Si jago merah telah melahap Pondok Pesantren Al Munawarah, Jalan Imam Munandar, kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau. 6 Bangunan yang telah dijadikan asrama untuk para santri ludes diamuk kobaran api, Senin (30/12), sekitar pukul 14.30 Wib.
Informasi yang telah berhasil dirangkum di lapangan telah menyebutkan, kebakaran tersebut bermula ketika para santri sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tiba-tiba ada kepulan asap hitam dari bangunan asrama. Tak lama beselang, api telah menyambar ke bangunan lain.
"Tak tahu api darimana bang, tiba-tiba saja sudah terbakar," ujar seorang santri histeris.
Beberapa mobil pemadan kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran Pekanbaru yang datang saat ini melakukan upaya pemadaman.
Kapolsek Tenaya Raya, Kompol Kukuh Yulianto mengatakan, pihaknya belum dapat mengetahui secara persis apa penyebab dari kebakaran tersebut.
"Kita juga baru mendapat laporan adanya kebakaran ini. Nanti akan kita lakukan penyelidikan lebih lanjut, belum tahu ada korban atau tidak," kata Kukuh.
Seorang santri tewas
Noval, seorang santri tewas dalam kondisi terpanggang saat si jago merah yang telah melahap 6 bangunan yang telah dijadikan asrama untuk para santri.
Kebakaran tersebut bermula ketika para santri sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tiba-tiba kepulan asap hitam dari bangunan asrama. Tak lama beselang, api telah menyambar ke bangunan lain.
Kapolsek Tenaya Raya, Kompol Kukuh Yulianto juga mengatakan, pihaknya belum dapat mengetahui secara persis apa penyebab dari kebakaran tersebut.
"Seorang santri berjenis kelamin pria meninggal dunia dalam kondisi hangus, nanti kita kabari lagi ya," kata Kukuh.
KATHMANDU, Nepal — When the dense pillar of smoke from cremations by the Bagmati River was thinning late last week, the bodies were all coming from Gongabu, a common stopover for Nepali migrant workers headed overseas, and they were all of young men.
Hindu custom dictates that funeral pyres should be lighted by the oldest son of the deceased, but these men were too young to have sons, so they were burned by their brothers or fathers. Sukla Lal, a maize farmer, made a 14-hour journey by bus to retrieve the body of his 19-year-old son, who had been on his way to the Persian Gulf to work as a laborer.
“He wanted to live in the countryside, but he was compelled to leave by poverty,” Mr. Lal said, gazing ahead steadily as his son’s remains smoldered. “He told me, ‘You can live on your land, and I will come up with money, and we will have a happy family.’ ”
Weeks will pass before the authorities can give a complete accounting of who died in the April 25 earthquake, but it is already clear that Nepal cannot afford the losses. The countryside was largely stripped of its healthy young men even before the quake, as they migrated in great waves — 1,500 a day by some estimates — to work as laborers in India, Malaysia or one of the gulf nations, leaving many small communities populated only by elderly parents, women and children. Economists say that at some times of the year, one-quarter of Nepal’s population is working outside the country.