MAU UMROH BERSAMA TRAVEL TERBAIK DI INDONESIA ALHIJAZ INDO WISTA..?

YOOK LANGSUNG WHATSAPP AJA KLIK DISINI 811-1341-212
 

umroh juni

Setiap jamaah yang berangkat umroh atau haji khusus Call/Wa. 08111-34-1212 pasti menginginkan perjalanan ibadah haji plus atau umrohnya bisa terlaksana dengan lancar, nyaman dan aman sehingga menjadi mabrur. Demi mewujudkan kami sangat memahami keinginan para jamaah sehingga merancang program haji onh plus dan umroh dengan tepat. Jika anda ingin melaksanakan Umrah dan Haji dengan tidak dihantui rasa was-was dan serta ketidakpastian, maka Alhijaz Indowisata Travel adalah solusi sebagai biro perjalanan anda yang terbaik dan terpercaya.?agenda umroh 12 hari

Biro Perjalanan Haji dan Umrah yang memfokuskan diri sebagai biro perjalanan yang bisa menjadi sahabat perjalanan ibadah Anda, yang sudah sangat berpengalaman dan dipercaya sejak tahun 2010, mengantarkan tamu Allah minimal 5 kali dalam sebulan ke tanah suci tanpa ada permasalahan. Paket yang tersedia sangat beragam mulai paket umroh 9 hari, 12 hari, umroh wisata muslim turki, dubai, aqso. Biaya umroh murah yang sudah menggunakan rupiah sehingga jamaah tidak perlu repot dengan nilai tukar kurs asing. paket umroh desember di Garut

saco-indonesia.com, Memberikan informasi dan himbauan kepada masyarakat tentang berantas pembajakan akan terus dilakukan oleh musisi senior Sam Bimbo. Kali ini ia juga akan menggiatkan masyarakat untuk tidak akan mendownload lagu secara ilegal melalui internet.

"Mudah-mudahan sistem ini juga bisa menjawab keresahan musisi. Dan dengan kemajuan teknologi jugq bisa memberikan cara baru," ujarnya ketika acara launching musiklegal.com di The East Post Kitchen Resto, Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Tak seperti RBT yang menurutnya sangat merugikan penyanyi atau musisi karena tidak adanya transparansi. Lewat sistem ini, lagu-lagu yang dipakai, juga akan bisa diketahui bersama.

"Dari PH, kaset, CD dan saya optimis akan bisa transparan berapa banyak orang yang akan memakai lagu kami nantinya. Jadi melalui print out yang bisa kami lihat jumlahnya dan ini juga merupakan harapan besa yangr bisa mendapatkan hasil dari yang kami harapkan selama ini," tuturnya.

Ia juga berharap cara ini juga bisa menanggulangi pembajakan lewat dunia maya. Pasalnya, selama 30 tahun berkarya, ia juga merasakan pembajakan malah makin merajalela.

"Saya sangat kecewa, mengatasi pembajak ini. Sampai 30 tahun berkarya pembajak, tidak pernah dipenjara. Sampai di sana ditabok duit lalu mereka bisa lenggang, jadi tidak ada pidana tapi perdata," lanjutnya.

"Kami sekarang juga masih jemput bola. Ada cerita nih, dia musisi luar, hanya memiliki satu lagu, tapi dia bisa kaya karena karya masih tetap dikenang hingga sampai saat ini. Sampai-sampai dia (musisi tadi) juga bisa membeli 3 pulau dari karya yang pernah dibuatnya," tandas Sam.

Editor : dian sukmawati
Sumber : kapanlagi.com

HIMBAU DOUWNLOAD LEGAL UNTUK LAWAN PEMBAJAKAN
Photo
 
Many bodies prepared for cremation last week in Kathmandu were of young men from Gongabu, a common stopover for Nepali migrant workers headed overseas. Credit Daniel Berehulak for The New York Times

KATHMANDU, Nepal — When the dense pillar of smoke from cremations by the Bagmati River was thinning late last week, the bodies were all coming from Gongabu, a common stopover for Nepali migrant workers headed overseas, and they were all of young men.

Hindu custom dictates that funeral pyres should be lighted by the oldest son of the deceased, but these men were too young to have sons, so they were burned by their brothers or fathers. Sukla Lal, a maize farmer, made a 14-hour journey by bus to retrieve the body of his 19-year-old son, who had been on his way to the Persian Gulf to work as a laborer.

“He wanted to live in the countryside, but he was compelled to leave by poverty,” Mr. Lal said, gazing ahead steadily as his son’s remains smoldered. “He told me, ‘You can live on your land, and I will come up with money, and we will have a happy family.’ ”

Weeks will pass before the authorities can give a complete accounting of who died in the April 25 earthquake, but it is already clear that Nepal cannot afford the losses. The countryside was largely stripped of its healthy young men even before the quake, as they migrated in great waves — 1,500 a day by some estimates — to work as laborers in India, Malaysia or one of the gulf nations, leaving many small communities populated only by elderly parents, women and children. Economists say that at some times of the year, one-quarter of Nepal’s population is working outside the country.

Nepal’s Young Men, Lost to Migration, Then a Quake

Artikel lainnya »