MAGELANG, Saco-Indonesia.com — Wanita paruh
baya ini tidak kuasa berdiri, tubuhnya kurus kering, perutnya terlihat membesar seperti orang
hamil tua. Ya, karena kondisi itu, Tasminati (40), warga Dusun Sabrang, Margoyoso, Salaman,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, hanya bisa termangu lemas di kamar rumah kayunya.
Sejak dua tahun terakhir ia hampir tidak pernah merasakan dan melihat indahnya dunia luar.
"Saya ingin sembuh, bisa bekerja dan beribadah lagi, saya juga ingin merawat anak saya
hingga besar," tutur Tasminati sambil menyeka air mata dari mata butanya akibat penyakit
herpes yang tak kunjung sembuh, Selasa (4/6/2013) kemarin.
Ibu dari Muyasaroh (6,5)
itu sendiri tidak tahu persis penyakit apa yang dideritanya. Dokter hingga ahli akupuntur yang
pernah memeriksanya mengatakan ia terkena komplikasi penyakit liver, limpa, pembuluh darah,
maag, serta ususnya luka. "Awalnya dulu perut dan tenggorokan terasa panas. Waktu itu saya
masih umur usia 25 tahun. Tapi saya biarkan saja. Sampai saya kena herpes waktu bertani di
sawah," kisah wanita kelahiran Magelang, 31 Desember 1973 itu.
Meskipun kena
herpes, Tasminati tetap bisa mengandung buah hatinya bersama suaminya, Sarmono (38). Tasminati
menikah dengan Sarmono di usia 32 tahun. Namun, selama kehamilannya itu, Tasminati sering
muntah darah bahkan kerap mengalami sakit yang luar biasa di perut. Akibatnya,Tasminati
terpaksa melahirkan lebih awal di bulan keenam.
"Waktu itu saya sempat dirawat di
RS Muntilan dan dirujuk ke RS Sardjito Yogyakarta. Saya pendarahan hebat. Dikira saya keguguran
tapi ternyata itu darah penyakit," papar Tasminati.
Alih-alih perut mengempis,
perut Tasminati justru makin membesar usai melahirkan. Sejak itu pun Tasminati tidak mampu
bekerja lagi sebagai buruh pabrik kayu. "Jangankan bekerja, melakukan pekerjaan rumah
tangga untuk melayani suami dan anak pun saya tidak sanggup," ujar Tasminati lagi dengan
suara parau.
Hingga saat ini, kataTasminati, ia belum pernah melakukan pengobatan
untuk kondisi perutnya. Pengobatan masih terfokus pada herpes di matanya. Beruntung tahun 2012
lalu dirinya masih mendapat keringanan biaya pengobatan melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas). Namun, entah bagaimana, tahun 2013 ini dirinya tidak mendapat pelayanan itu.
"Kami masih kesulitan mencari biaya pengobatan. Penghasilan suami saya yang hanya
buruh pabrik hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja," tutur Tasminati.
Menurut
Tasminati, pihak keluarga dan aparat desa setempat pernah mengusulkan agar ia mendapat
Jamkesmas 2013. Namun, hingga saat ini usulan itu belum terwujud.
Sementara itu,
Yohana, bidan desa setempat yang memberikan pendampingan intensif pada Tasminati mengatakan
selama ini penyakit Tasminati belum tertangani dengan baik. Salah satu sebabnya adalah faktor
ekonomi. "Dia itu sebetulnya punya semangat untuk sembuh. Tapi sering ketakutan untuk
berobat karena tidak punya uang," ungkap Yohana.
Yohana berharap pemerintah
setempat memberikan perhatian pada Tasminati. Program Jamkesmas juga diharapkan lebih bisa
tepat sasaran.
Kepala Dusun Sabrang, Zarkoni, ketika dikonfirmasi mengatakan sudah
pernah mengusahakan dan mendampingi Tasminati mendapatkan Jamkesmas lagi. "Kami sudah
membantu sebisa mungkin. Saat ini kami masih upayakan untuk mendapatkan Jamkesmas," tandas
Zakoni.
****
Informasi penyaluran bantuan untuk Mimin, hubungi:
redaksikcm@kompas.com
Editor :Liwon Maulana
Sumber:Kompas.com
Penderita Penyakit Aneh, Perut Wanita Ini Terus Membesar