MAU UMROH BERSAMA TRAVEL TERBAIK DI INDONESIA ALHIJAZ INDO WISATA..?

YOOK LANGSUNG WHATSAPP AJA KLIK DISINI 811-1341-212
 

UMROH MEI

Setiap jamaah yang berangkat umroh atau haji khusus Call/Wa. 08111-34-1212 pasti menginginkan perjalanan ibadah haji plus atau umrohnya bisa terlaksana dengan lancar, nyaman dan aman sehingga menjadi mabrur. Demi mewujudkan kami sangat memahami keinginan para jamaah sehingga merancang program haji onh plus dan umroh dengan tepat. Jika anda ingin melaksanakan Umrah dan Haji dengan tidak dihantui rasa was-was dan serta ketidakpastian, maka Alhijaz Indowisata Travel adalah solusi sebagai biro perjalanan anda yang terbaik dan terpercaya.?agenda umroh 12 hari

Biro Perjalanan Haji dan Umrah yang memfokuskan diri sebagai biro perjalanan yang bisa menjadi sahabat perjalanan ibadah Anda, yang sudah sangat berpengalaman dan dipercaya sejak tahun 2010, mengantarkan tamu Allah minimal 5 kali dalam sebulan ke tanah suci tanpa ada permasalahan. Paket yang tersedia sangat beragam mulai paket umroh 9 hari, 12 hari, umroh wisata muslim turki, dubai, aqso. Biaya umroh murah yang sudah menggunakan rupiah sehingga jamaah tidak perlu repot dengan nilai tukar kurs asing. daftar haji plus di Jakarta Pusat

saco-indonesia.com, Kejahatan di jalanan Bandung telah kembali terjadi. Deni Hermawan yang berusia (23) tahun telah disabet senjata tajam orang yang tak dikenal Rabu (25/12) malam sebelum naik flyover Pasupati Bandung.

Beruntung warga Gegerkalong ini masih bisa selamat. Dia langsung segera dilarikan polisi ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Menurut Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul, peristiwa itu telah terjadi sekitar pukul 23.10 WIB. "TKP Kejadian bertempat di sebelum flyover Pasupati (Pasteur arah Gasibu)," terangnya Kamis (26/12).

Tapi sebelum masuk jembatan layang, Deni yang menggunakan sepeda motor Honda Beat oranye akan menuju Sukajadi Bandung, telah dipepet oleh dua orang tak yang dikenal dan langsung mencabut kunci motor korban.

Karena tak terima, Deni turun dari motor. Perkelahian pun tak bisa terhindarkan. "Tapi pelaku terus menyerang dan mengeluarkan pisau lipat hingga akhirnya mengenai leher korban," terangnya.

Akibatnya Deni yang juga merupakan karyawan swasta telah mengalami luka jahitan pada pergelangan kiri tangan karena menangkis tikaman. "Tangan kiri telah mengalami luka sobek dengan delapan jahitan dan luka sabetan di leher," katanya.

Korban yang masih sempoyongan saat itu berusaha untuk mencari pertolongan. Petugas Polisi yang sedang patroli langsung memboyong ke IGD RSHS Bandung. Saat ini korban sudah berangsur membaik.


Editor : Dian Sukmawati

DENI DITUSUK DI FLYOVER PASUPATI

WASHINGTON — During a training course on defending against knife attacks, a young Salt Lake City police officer asked a question: “How close can somebody get to me before I’m justified in using deadly force?”

Dennis Tueller, the instructor in that class more than three decades ago, decided to find out. In the fall of 1982, he performed a rudimentary series of tests and concluded that an armed attacker who bolted toward an officer could clear 21 feet in the time it took most officers to draw, aim and fire their weapon.

The next spring, Mr. Tueller published his findings in SWAT magazine and transformed police training in the United States. The “21-foot rule” became dogma. It has been taught in police academies around the country, accepted by courts and cited by officers to justify countless shootings, including recent episodes involving a homeless woodcarver in Seattle and a schizophrenic woman in San Francisco.

Now, amid the largest national debate over policing since the 1991 beating of Rodney King in Los Angeles, a small but vocal set of law enforcement officials are calling for a rethinking of the 21-foot rule and other axioms that have emphasized how to use force, not how to avoid it. Several big-city police departments are already re-examining when officers should chase people or draw their guns and when they should back away, wait or try to defuse the situation

Police Rethink Long Tradition on Using Force

Artikel lainnya »