Saci-
Indonesia.com - "Kita harus mengakui, anak selalu berupaya keras mendorong diri
mereka dan bekerja keras untuk mencapai tujuan," kata Paul Donahue, PhD, penulis buku
Parenting Without Fear: Letting Go of Worry and Focusing on What Really
Matters. Jadi, "Satu hal yang perlu diingat adalah proses, bukan produk
akhir."
Anak Anda mungkin bukan pemain basket terbaik di timnya. Namun jika Anda
melihat ia berlatih setiap hari dan berjuang untuk bisa menjadi yang terbaik, Anda harus memuji
usahanya itu, terlepas dari apakah timnya menang atau kalah.
Memuji usaha anak, bukan
hasilnya, juga bisa berarti mengakui anak telah bekerja keras. Misalnya saja saat ia
membersihkan halaman, memasak makan malam, atau menyelesaikan tugas pelajaran sejarahnya. Apa
pun skenarionya, pujian harus diberikan berdasarkan kasus per kasus dan proporsional.
Berikut ini beberapa contoh nyata dari para ahli yang menunjukkan pujian atas prestasi
anak:
* Jika anak gagal memukul bola (strike) beberapa kali selama
pertandingan (softball), tapi kemudian ia berhasil menangkap bola saat permainan
berlangsung, ia layak menerima pujian. Anda harus memuji ketahanan dan usahanya mendorong diri
untuk mampu melalui keadaan sulit.
* Jika anak tidak begitu baik dalam pelajaran
matematika, Anda bisa menyarankannya untuk terus berlatih, bukan malah memaksanya belajar
matematika sambil memarahinya setiap malam. Berikan pujian pada anak ketika ia melakukan hal
lain yang luar biasa.
* Putri Anda berhasil menaiki sepeda roda dua setelah ia
berlatih berminggu-minggu. Berikan pujian karena ia mampu bertahan dalam latihan.
*
Ketika anak berhasil melompat jauh saat sedang bermain, puji dia. Tapi jangan berlebihan karena
usahanya itu hanyalah sebatas untuk bersenang-senang.
Jika anak tidak melakukan upaya
khusus, jangan memujinya berlebihan atau Anda bisa tidak memujinya sama sekali. Para ahli juga
menyarankan agar para orangtua tidak memuji anak dengan memberikan uang tunai.
"Saya percaya setiap orangtua memuji adalah untuk memotivasi anaknya," kata
Donahue. "Jika Anda mengatakan kepada anak akan memberikannya uang jika ia mendapatkan
nilai A di pelajaran matematika, anak akan melakukannya atas dasar motivasi uang, bukan karena
positif ingin berhasil."
Berbeda dengan uang, Anda bisa merayakan kerja keras dan
prestasi anak dengan melakukan kegiatan yang mereka sukai. Misalnya, “Pergi makan es krim
atau atau menonton pertunjukan musik," kata Donahue.
Editor :Liwon Maulana
Sumber:Kompas