Setiap jamaah yang berangkat umroh atau haji khusus Call/Wa. 08111-34-1212 pasti menginginkan perjalanan ibadah haji plus atau umrohnya bisa terlaksana dengan lancar, nyaman dan aman sehingga menjadi mabrur. Demi mewujudkan kami sangat memahami keinginan para jamaah sehingga merancang program haji onh plus dan umroh dengan tepat. Jika anda ingin melaksanakan Umrah dan Haji dengan tidak dihantui rasa was-was dan serta ketidakpastian, maka Alhijaz Indowisata Travel adalah solusi sebagai biro perjalanan anda yang terbaik dan terpercaya.?agenda umroh 12 hari
Biro Perjalanan Haji dan Umrah yang memfokuskan diri sebagai biro perjalanan yang bisa menjadi sahabat perjalanan ibadah Anda, yang sudah sangat berpengalaman dan dipercaya sejak tahun 2010, mengantarkan tamu Allah minimal 5 kali dalam sebulan ke tanah suci tanpa ada permasalahan. Paket yang tersedia sangat beragam mulai paket umroh 9 hari, 12 hari, umroh wisata muslim turki, dubai, aqso. Biaya umroh murah yang sudah menggunakan rupiah sehingga jamaah tidak perlu repot dengan nilai tukar kurs asing. biro haji khusus Banten
Saco-Indonesia.com - Seorang Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul siap pasang badan dan bersumpah akan potong leher jika Edhie Baskoro Yudhoyono ( Ibas ) yang merupakan putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) terlibat dalam kasus Hambalang.
Loyalis Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum , Gede Pasek Suardika menilai, pernyataan Ruhut hanyalah sebuah sugesti semata. Ruhut dianggap ingin mempengaruhi publik jika Ibas betul-betul tidak terlibat dalam kasus Hambalang itu.
"Itu juga merupakan pernyataan khas orang Indonesia untuk menunjukkan sebuah keyakinan. Istilahnya berani sumpah itu, itu hanya gaya bahasa yang sifatnya ingin memberikan sugesti keyakinan bahwa apa yang dinyatakan dia itu bener," kata Pasek kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/2).
Menurut Pasek, soal sumpah Ruhut yang bernuansa sugesti tentunya berbeda dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi. Sumpah Ruhut, hanyalah pernyataan untuk melindungi orang lain dalam hal ini Ibas yang bersifat bantahan.
"Kalau bicara fakta kan itu kan hal yang berbeda, karena pernyataan tersebut tidak terkait dirinya sendiri. Kalau terkait dirinya sendiri itu begini 'saya berani saya tidak pernah mendapatkan gratifikasi misalkan' sebagai bentuk pembantahan diri," jelas Pasek.
"Tapi ada yang dilakukan beliau adalah sesuatu bantahan yang dilakukan oleh orang lain," pungkasnya.
Sebelumnya, Ruhut berani dipotong lehernya jika Ibas benar-benar terlibat korupsi dan ditetapkan tersangka oleh KPK. Dia yakin, mantan anggota DPR itu bersih dari korupsi.
"Kalau dia terlibat, potong leher aku, kurang apalagi, Ibas itu mantap, aku jaminannya 100 persen," ujar Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (4/2).
Sumber:merdeka.com
Editor : Maulana Lee
Bagi Pasek sumpah Ruhut potong leher cuma omong kosong
BEIJING (AP) — The head of Taiwan's Nationalists reaffirmed the party's support for eventual unification with the mainland when he met Monday with Chinese President Xi Jinping as part of continuing rapprochement between the former bitter enemies.
Nationalist Party Chairman Eric Chu, a likely presidential candidate next year, also affirmed Taiwan's desire to join the proposed Chinese-led Asian Infrastructure Investment Bank during the meeting in Beijing. China claims Taiwan as its own territory and doesn't want the island to join using a name that might imply it is an independent country.
Chu's comments during his meeting with Xi were carried live on Hong Kong-based broadcaster Phoenix Television.
The Nationalists were driven to Taiwan by Mao Zedong's Communists during the Chinese civil war in 1949, leading to decades of hostility between the sides. Chu, who took over as party leader in January, is the third Nationalist chairman to visit the mainland and the first since 2009.
Relations between the communist-ruled mainland and the self-governing democratic island of Taiwan began to warm in the 1990s, partly out of their common opposition to Taiwan's formal independence from China, a position advocated by the island's Democratic Progressive Party.
Despite increasingly close economic ties, the prospect of political unification has grown increasingly unpopular on Taiwan, especially with younger voters. Opposition to the Nationalists' pro-China policies was seen as a driver behind heavy local electoral defeats for the party last year that led to Taiwanese President Ma Ying-jeou resigning as party chairman.
Taiwan party leader affirms eventual reunion with China