Setiap jamaah yang berangkat umroh atau haji khusus Call/Wa. 08111-34-1212 pasti menginginkan perjalanan ibadah haji plus atau umrohnya bisa terlaksana dengan lancar, nyaman dan aman sehingga menjadi mabrur. Demi mewujudkan kami sangat memahami keinginan para jamaah sehingga merancang program haji onh plus dan umroh dengan tepat. Jika anda ingin melaksanakan Umrah dan Haji dengan tidak dihantui rasa was-was dan serta ketidakpastian, maka Alhijaz Indowisata Travel adalah solusi sebagai biro perjalanan anda yang terbaik dan terpercaya.?agenda umroh 12 hari
Biro Perjalanan Haji dan Umrah yang memfokuskan diri sebagai biro perjalanan yang bisa menjadi sahabat perjalanan ibadah Anda, yang sudah sangat berpengalaman dan dipercaya sejak tahun 2010, mengantarkan tamu Allah minimal 5 kali dalam sebulan ke tanah suci tanpa ada permasalahan. Paket yang tersedia sangat beragam mulai paket umroh 9 hari, 12 hari, umroh wisata muslim turki, dubai, aqso. Biaya umroh murah yang sudah menggunakan rupiah sehingga jamaah tidak perlu repot dengan nilai tukar kurs asing. biaya umroh november di Parung
JAKARTA,
Saco-Indonesia.com, - Berdasarkan hasil survei yang dirilis Lembaga Survei Nasional
(LSN), sebanyak 86,1 persen responden menolak rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
bersubsidi. Sementara itu, hanya 12,4 persen yang mengaku setuju dengan kebijakan pemerintah
itu, dan sisanya sebayak 1,5 responden menyatakan tidak tahu.
"Menurut temuan
LSN, mayoritas mutlak dari masyarakat berpendidikan dan berpenghasilan rendah menolak kenaikan
harga BBM. Mereka khawatir kenaikan itu mempersulit ekonomi rumah tangga mereka," ujar
Peneliti LSN Gema Nusantara di Jakarta, Minggu (2/6/2013).
Adapun yang menyetujui
kenaikan BBM berasal dari responden berpendidikan dan berpenghasilan tinggi. Mereka memahami
argumentasi pemerintah untuk menaikan harga BBM, namun tidak yakin akan berhasil membantu
perekonomian nasional. Gema menjelaskan, ada tiga alasan utama mengapa publik menolak kenaikan
harga BBM yang rencananya mulai naik pada bulan Juni ini.
Pertama, kenaikan BBM
dinilai semakin memberatkan ekonomi masyarakat sebab harga kebutuhan pokok otomatis akan naik.
Kedua, masyarakat menilai kenaikan harga BBM tidak akan menolong kesehatan fiskal seperti yang
direncanakan pemerintah. "Bebeberapa kali kenaikan harga BBM di masa lalu terbukti tidak
efektif menyelamatkan APBN," katanya.
Kemudian, alasan ketiga, publik menilai
adanya motif politik praktis. Kebijakan kenaikan harga BBM dinilai hanya menjadi pintu masuk
peluncuran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang sarat dengan muatan politik praktis
menjelang Pemilu 2014 dan upaya mendongkrak elektabilitas partai pemerintah.
Di sisi
lain, sebanyak 51,7 persen responden setuju dengan pemberian BLSM, dan 47,2 persen tidak setuju.
Masyarakat menilai, nominal BLSM yang diberikan oleh pemerintah tidak signifikan untuk membantu
rakyat kecil.
Editor :Liwon Maulana
Sumber:Kompas.com
LSN: Publik Tidak Setuju Pemerintah Naikan BBM Bersubsidi