MAU UMROH BERSAMA TRAVEL TERBAIK DI INDONESIA ALHIJAZ INDO WISATA..?

YOOK LANGSUNG WHATSAPP AJA KLIK DISINI 811-1341-212
 

ITINERARY PERJALANAN UMROH REGULER 9 Hari

biro pengelola umrah serta haji pt alhijaz indowisata jakarta 08111-34-1212 merupakan biro perjalanan yang akan menolong Anda mengurus semua kebutuhan utk menunaikan ibadah  umrah dan haji  onh plus. alhijaz indowisata tour & travel kota jakarta timur daerah khusus ibukota jakarta hendak mempersiapkan keringanan bg Anda yang ingin mengerjakan ibadah  tak harus mengeluarkan terlalu beberapa semangat serta tarif utk menyelesaikan segala keperluan umrah, sebab ada beberapa data yg harus Anda  punyai sebelum dapat mendaftar kepergian umroh contohnya paspor, visa,  buku bukti suntik meningitis, surat keterangan dalam serta lainnya.

biro pengurus umrah bersama haji pt. alhijaz indowisata tour & travel juga dapat menyiapkan jasa haji  onh plus dengan jasa paket umroh reguler,  ramadhon dengan umrah plus, umroh Januari, umroh Februari, umrah Maret, umroh April. umroh Mei, umroh Juni, umrah Juli, umrah Agustus, umrah September, umrah Oktober, umroh November, umroh Desember 2022 2023 2024 2025 2026 2027  pengurus umroh bakal mendukung kepengurusan  berkas, tiket berangkat & pulang, booking hotel menjadi tempat menginap  Selama mengerjakan ibadah umroh, land arrangement, transport bis  Ketika pada Medinah beserta Mekkah, handling  kelengkapan jamaah,  bimbingan dengan lain-lain. Dengan adanya bantuan  agen pengurus umroh kita, Anda dapat fokus  bersama khusyuk oleh aktivitas ibadah umroh pada Tanah Suci tanpa harus repot mengurus segalanya sendiri. kami terus-menerus hendak memperluas sekitar bisnis kami hingga ke luar daerah jakarta  mendapatkan kami dapat meraih para  jamaah kami hingga ke  semua daerah Indonesia. Dan lanjut ke website kami www.alhijazindowisata.net

biaya umroh februari 2022

Bila nanti aku pergi
Jangan lagi panggil ku kembali
Bila nanti aku pergi
Takkan ada cinta kita lagi

Kita bisa balik lagi, pisah lagi
Apa kau mengerti
Bahwa ini bukanlah…
Bukan permainan… an…

Kau tak bisa buatku menangis lagi
Kau tak bisa buatku bersedih lagi
Tanpa aku kau akan baik saja
Tanpa kamu ku akan baik saja

Kau tak bisa buatku menangis lagi… ii…

Bila nanti kau sendiri
Jangan ingat-ingat aku lagi

Kita bisa balik lagi, pisah lagi
Apa kau mengerti
Bahwa ini bukanlah…
Bukan permainan… an…

Kau tak bisa buatku menangis lagi
Kau tak bisa buatku bersedih lagi
Tanpa aku kau akan baik saja
Tanpa kamu ku akan baik saja

Bila nanti aku pergi
Tanpa aku kau akan baik saja
Jangan lagi panggil ku kembali
Tanpa kamu ku akan baik saja

Bila nanti aku pergi
Tanpa aku kau akan baik saja
Takkan ada cinta kita lagi
Tanpa kamu ku akan baik saja

Kau tak bisa buatku menangis lagi
Kau tak bisa buatku bersedih lagi
Kau tak bisa buatku menangis lagi
Kau tak bisa buatku bersedih lagi

Bila nanti aku pergi
Jangan lagi panggil ku kembali

Bila nanti kau sendiri…
Jangan ingat-ingat aku lagi…
Bila nanti aku pergi
Jangan lagi panggil ku kembali
Bila nanti aku pergi
Takkan ada cinta kita lagi

Kita bisa balik lagi, pisah lagi
Apa kau mengerti
Bahwa ini bukanlah…
Bukan permainan… an…

Kau tak bisa buatku menangis lagi
Kau tak bisa buatku bersedih lagi
Tanpa aku kau akan baik saja
Tanpa kamu ku akan baik saja

Kau tak bisa buatku menangis lagi… ii…

Bila nanti kau sendiri
Jangan ingat-ingat aku lagi

Kita bisa balik lagi, pisah lagi
Apa kau mengerti
Bahwa ini bukanlah…
Bukan permainan… an…

Kau tak bisa buatku menangis lagi
Kau tak bisa buatku bersedih lagi
Tanpa aku kau akan baik saja
Tanpa kamu ku akan baik saja

Bila nanti aku pergi
Tanpa aku kau akan baik saja
Jangan lagi panggil ku kembali
Tanpa kamu ku akan baik saja

Bila nanti aku pergi
Tanpa aku kau akan baik saja
Takkan ada cinta kita lagi
Tanpa kamu ku akan baik saja

Kau tak bisa buatku menangis lagi
Kau tak bisa buatku bersedih lagi
Kau tak bisa buatku menangis lagi
Kau tak bisa buatku bersedih lagi

Bila nanti aku pergi
Jangan lagi panggil ku kembali

Bila nanti kau sendiri…
Jangan ingat-ingat aku lagi…

Bila nanti aku pergi
Jangan lagi panggil ku kembali
Bila nanti aku pergi
Takkan ada cinta kita lagi

Kita bisa balik lagi, pisah lagi
Apa kau mengerti
Bahwa ini bukanlah…
Bukan permainan… an…

Kau tak bisa buatku menangis lagi
Kau tak bisa buatku bersedih lagi
Tanpa aku kau akan baik saja
Tanpa kamu ku akan baik saja

Kau tak bisa buatku menangis lagi… ii…

Bila nanti kau sendiri
Jangan ingat-ingat aku lagi

Kita bisa balik lagi, pisah lagi
Apa kau mengerti
Bahwa ini bukanlah…
Bukan permainan… an…

Kau tak bisa buatku menangis lagi
Kau tak bisa buatku bersedih lagi
Tanpa aku kau akan baik saja
Tanpa kamu ku akan baik saja

Bila nanti aku pergi
Tanpa aku kau akan baik saja
Jangan lagi panggil ku kembali
Tanpa kamu ku akan baik saja

Bila nanti aku pergi
Tanpa aku kau akan baik saja
Takkan ada cinta kita lagi
Tanpa kamu ku akan baik saja

Kau tak bisa buatku menangis lagi
Kau tak bisa buatku bersedih lagi
Kau tak bisa buatku menangis lagi
Kau tak bisa buatku bersedih lagi

Bila nanti aku pergi
Jangan lagi panggil ku kembali

Bila nanti kau sendiri…
Jangan ingat-ingat aku lagi…

http://musiklib.org/Gita_Gutawa-Bukan_Permainan-Lirik_Lagu.htm
gita gutawa bukan permainan

Though Robin and Joan Rolfs owned two rare talking dolls manufactured by Thomas Edison’s phonograph company in 1890, they did not dare play the wax cylinder records tucked inside each one.

The Rolfses, longtime collectors of Edison phonographs, knew that if they turned the cranks on the dolls’ backs, the steel phonograph needle might damage or destroy the grooves of the hollow, ring-shaped cylinder. And so for years, the dolls sat side by side inside a display cabinet, bearers of a message from the dawn of sound recording that nobody could hear.

In 1890, Edison’s dolls were a flop; production lasted only six weeks. Children found them difficult to operate and more scary than cuddly. The recordings inside, which featured snippets of nursery rhymes, wore out quickly.

Yet sound historians say the cylinders were the first entertainment records ever made, and the young girls hired to recite the rhymes were the world’s first recording artists.

Year after year, the Rolfses asked experts if there might be a safe way to play the recordings. Then a government laboratory developed a method to play fragile records without touching them.

Audio

The technique relies on a microscope to create images of the grooves in exquisite detail. A computer approximates — with great accuracy — the sounds that would have been created by a needle moving through those grooves.

In 2014, the technology was made available for the first time outside the laboratory.

“The fear all along is that we don’t want to damage these records. We don’t want to put a stylus on them,” said Jerry Fabris, the curator of the Thomas Edison Historical Park in West Orange, N.J. “Now we have the technology to play them safely.”

Last month, the Historical Park posted online three never-before-heard Edison doll recordings, including the two from the Rolfses’ collection. “There are probably more out there, and we’re hoping people will now get them digitized,” Mr. Fabris said.

The technology, which is known as Irene (Image, Reconstruct, Erase Noise, Etc.), was developed by the particle physicist Carl Haber and the engineer Earl Cornell at Lawrence Berkeley. Irene extracts sound from cylinder and disk records. It can also reconstruct audio from recordings so badly damaged they were deemed unplayable.

“We are now hearing sounds from history that I did not expect to hear in my lifetime,” Mr. Fabris said.

The Rolfses said they were not sure what to expect in August when they carefully packed their two Edison doll cylinders, still attached to their motors, and drove from their home in Hortonville, Wis., to the National Document Conservation Center in Andover, Mass. The center had recently acquired Irene technology.

Audio

Cylinders carry sound in a spiral groove cut by a phonograph recording needle that vibrates up and down, creating a surface made of tiny hills and valleys. In the Irene set-up, a microscope perched above the shaft takes thousands of high-resolution images of small sections of the grooves.

Stitched together, the images provide a topographic map of the cylinder’s surface, charting changes in depth as small as one five-hundredth the thickness of a human hair. Pitch, volume and timbre are all encoded in the hills and valleys and the speed at which the record is played.

At the conservation center, the preservation specialist Mason Vander Lugt attached one of the cylinders to the end of a rotating shaft. Huddled around a computer screen, the Rolfses first saw the wiggly waveform generated by Irene. Then came the digital audio. The words were at first indistinct, but as Mr. Lugt filtered out more of the noise, the rhyme became clearer.

“That was the Eureka moment,” Mr. Rolfs said.

In 1890, a girl in Edison’s laboratory had recited:

There was a little girl,

And she had a little curl

Audio

Right in the middle of her forehead.

When she was good,

She was very, very good.

But when she was bad, she was horrid.

Recently, the conservation center turned up another surprise.

In 2010, the Woody Guthrie Foundation received 18 oversize phonograph disks from an anonymous donor. No one knew if any of the dirt-stained recordings featured Guthrie, but Tiffany Colannino, then the foundation’s archivist, had stored them unplayed until she heard about Irene.

Last fall, the center extracted audio from one of the records, labeled “Jam Session 9” and emailed the digital file to Ms. Colannino.

“I was just sitting in my dining room, and the next thing I know, I’m hearing Woody,” she said. In between solo performances of “Ladies Auxiliary,” “Jesus Christ,” and “Dead or Alive,” Guthrie tells jokes, offers some back story, and makes the audience laugh. “It is quintessential Guthrie,” Ms. Colannino said.

The Rolfses’ dolls are back in the display cabinet in Wisconsin. But with audio stored on several computers, they now have a permanent voice.

Ghostly Voices From Thomas Edison’s Dolls Can Now Be Heard

Artikel lainnya »