Saco-Indonesia.com — Minimnya sistem
deteksi dan sterilisasi di pintu-pintu masuk menuju wilayah Indonesia menyebabkan negeri ini
rentan terhadap serangan virus, termasuk virus H7N9 yang saat ini menginfeksi ratusan orang di
China atau virus baru corona di Arab Saudi.
Masuknya virus H7N9 ke
Indonesia hanya masalah waktu mengingat intensitas kegiatan China dengan Indonesia sangat
sering. Kegiatan perdagangan, pariwisata, atau lainnya bisa berfungsi sebagai
”pembawa” virus ini.
Menurut Dr CA Nidom, pakar biologi
molekuler bidang avian influenza dari Universitas Airlangga Surabaya, seharusnya di tiap bandara
atau pelabuhan tersedia sistem sterilisasi atau disinfektan untuk barang dan orang.
Diperlukan pula pintu masuk terpisah untuk pesawat dari dan ke China. Sesorang yang
baru pulang dari China sebaiknya juga tidak langsung berada di sekitar hewan yang peka virus
influenza seperti unggas, babi, dan kucing.
"Dengan sistem pengamanan
ala laboratorium, setiap barang atau orang yang dicurigai sakit akan disterilisasi. Semua ini
perlu dilakukan karena kita belum aman dari virus H7N9 atau virus baru corona," katanya
dalam acara seminar Celebrating 60 Years DNA Discovery di Jakarta (4/6/2013).
Khusus untuk virus H7N9, menurutnya, belum diketahui apakah virus berasal dari wabah atau
hasil seleksi. Virus ini juga melahirkan varian baru yang berbeda dengan sebelumnya sehingga
vaksin tidak mungkin lagi dipakai karena jenis virusnya sudah berbeda.
"Yang lebih mengherankan virus H7N9 ditemukan dalam jumlah sedikit di negara endemik.
Idealnya jumlah burung yang terkena virus lebih banyak dari manusia. karena itu kita harus lebih
waspada," kata Nidom.
Masker dapat menjadi alat pertahanan terhadap
serangan virus. Kain yang melindungi hidung dan mulut ini menutup dua akses virus masuk ke dalam
tubuh.
"Bahkan pertahanan yang minimal saja tidak dianjurkan
pemerintah. Sebaiknya bagi yang hendak ke Arab Saudi atau Asia timur gunakan masker untuk
perlindungan," kata Nidom.
Seperti yang diketahui, saat ini Arab Saudi
dan Eropa sedang dalam ancaman novel virus sebagai penyebab corona. Adapun Asia timur belum
lepas dari cengkraman virus flu burung.