saco-indonesia.com, Ribuan titik di sejumlah ruas jalan Ibu Kota rusak seusai terendam banjir. Kondisi ini akan dapat membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor.
Berdasar data Dinas PU DKI, jalan rusak telah terdapat di 547 ruas dengan jumlah 6.446 titik seluas 136.117 meter persegi. Dari jumlah itu, yang telah tertangani baru 5.160 titik atau 107.266 meter persegi. Sebanyak 1.286 titik atau setara 28.851 meter persegi belum dapat tertangani.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Manggas Rudy Siahaan juga mengaku terus akan berupaya untuk mengurangi volume jalan rusak. Perbaikan masih bersifat tambal sulam dan belum permanen lantaran menunggu musim hujan berakhir.
”Kalau tidak hujan, jalannya kering, kita akan segera perbaiki,” ungkapnya. Dia juga meminta masyarakat untuk bersabar karena jalan rusak timbul sangat cepat. Petugas Satgas Jalan Rusak telah dikerahkan untuk seluruh wilayah DKI.
Pengamat perkotaan Universitas, Trisakti Nirwono Joga, juga mengatakan perbaikan jalan selama musim hujan tidak akan efektif. Ini lantaran pengaspalan membutuhkan suhu panas. ”Perbaikan sekarang baru sementara sifatnya,” ungkapnya.
Kendati demikian, Pemprov DKI tidak boleh berdiam diri karena jalan rusak bisa menimbulkan korban. Bila terjadi kecelakaan akibat jalan rusak, warga juga bisa menuntut Pemprov DKI. Dia juga menyarankan Dinas PU DKI untuk dapat mengumumkan perbaikan jalan kepada publik sehingga masyarakat dapat menghindari jalan tersebut. ”Masalah jalan di Jakarta ini sangat krusial. Macet di satu titik bisa menimbulkan kemacetan yang panjang,” tandasnya.
Pakar jalan dari Laboratorium Struktur dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Sigit P Hadiwardoyo telah menilai kerusakan jalan di Jakarta kebanyakan merupakan retak stripping (pengelupasan lapisan permukaan). Itu telah disebabkan pemadatan yang tidak sempurna saat pelaksanaan awal. Biasanya karena kontraktor kekurangan waktu pengerjaan.
Lamanya proses pencairan anggaran dan lelang telah membuat kontraktor dikejar tenggat waktu yang sangat terbatas. ”Dengan demikian, kontraktor harus bekerja siang-malam agar pengerjaan selesai sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hal ini yang telah membuat pengerjaan menjadi terburu-buru sehingga kemungkinan ada standar pengerjaan yang dipaksakan,” paparnya.
Menurutnya, kerusakan jalan harus segera diperbaiki sehingga tidak melebar. Jika kerusakan terjadi pada bagian atas, perbaikan bisa dilakukan dengan menambal menggunakan jenis campuran sejenis atau campuran aspal beton. Namun, perbaikan pada musim hujan seperti ini tetap tidak akan sempurna.
Editor : Dian Sukmawati