MAU UMROH BERSAMA TRAVEL TERBAIK DI INDONESIA ALHIJAZ INDO WISATA..?

YOOK LANGSUNG WHATSAPP AJA KLIK DISINI 811-1341-212
 

ITINERARY PERJALANAN UMROH PLUS CITYTOUR DUBAI 9 hari

Saco-Indonesia.com - Wajah manusia terus berevolusi dari waktu ke waktu dan masih akan terus mengalami perubahan. Kini dengan bantuan teknologi, ilmuwan mampu memprediksi perubahan wajah manusia dalam kurun waktu hingga 100.000 tahun mendatang.

Seniman Nickolay Lamm dari MyVoucherCodes.co.uk berdiskusi dengan Alan Kwan, doktor di bidang computational genomics dari Wshington University. Dari diskusi tersebut, Lamm berupaya membuat ilustrasi wajah manusia dalam beberapa puluh ribu tahun mendatang.

Kwan percaya, evolusi masa depan akan lebih dikontrol oleh manusia yang berupaya beradaptasi dan mencukupi kebutuhannya. Dengan rekayasa genetika yang semakin maju, perubahan wajah akan lebih menyesuaikan dengan selera manusia. Dahi akan semakin lebar karena otak makin besar.

Wajah manusia akan lebih mengagumkan dari satu sudut pandang, terlihat tegas, punya hidung yang lurus, mata yang tajam serta rasio emas antara bagian kanan dan kiri wajah sehingga simetri sempurna.

20,000 years: Humans have evolved to have bigger heads due to larger brains, while on their 

eyes are 'communications lens', a more advanced version of 'Google Glass'

 

Wajah manusia 20.000 tahun lagi.

 

Mata manusia akan berkembang menjadi lebih besar sebagai bentuk adaptasi karena manusia sudah mengolonisasi Tata Surya dan mulai hidup di lingkungan yang lebih redup, lebih jauh dari Matahari.

Mata juga akan mengalami perkembangan lain. Ada fitu "eye shine" untuk memungkinkan manusia melihat dalam lingkungan dengan intensitas cahaya rendah. Selain itu, manusia bisa melakukan kedip samping untuk melindungi mata dari sinar kosmik.

Sementara itu, kulit manusia akan mengalami pigmentasi lebih iuntuk melindungi dari sinar UV. Alis akan menjadi lebih tepal dan tulang di bawahnya akan menjadi lebih tegas sebagai efek gravitasi rendah.

Lubang hidung juga akan menjadi lebih besar agar pernafasan lebih mudah. Selain itu, rambut manusia akan lebih lebat untuk mencegah hilangnya panas. Kosmetik pun akan berkembang. Orang tua bisa memilih sifat anaknya.

60,000 years: Human beings have even larger heads, larger eyes and pigmented skin. A 

pronounced superciliary arch makes for a darker area below the eyebrows

Wajah manusia 60.000 tahun lagi.

 

Kwan memprediksi bahwa manusia akan berupaya tampak sealami mungkin walaupun teknologi yang tertancap di bawah kulit akan makin berkembang.

"Lensa komunikasi yang berkontak langsung dengan mata dan perangkat bone-conduction yang diimplantasikan di bagian atas telinga akan bekerja bersama," kata Kwan seperti dikutip Daily Mail, Sabtu (8/6/2013).

"Perangkat bone-conduction dengan nanocip yang terpasang akan terhubung dengan perangkat di luar tubuh manusia untuk mendukung komunikasi dan hiburan," tambah Kwan.

 

 

100,000 years: The human face will have evolved to be 

proportioned to the 'golden ratio,' with unnervingly large eyes featuring a sideways blink

Wajah manusia 100.000 tahun lagi dengan mata yang super besar.

Editor :Liwon Maulana
Seperti Apakah Wajah Manusia 100.000 Tahun Lagi?
Photo
 
Many bodies prepared for cremation last week in Kathmandu were of young men from Gongabu, a common stopover for Nepali migrant workers headed overseas. Credit Daniel Berehulak for The New York Times

KATHMANDU, Nepal — When the dense pillar of smoke from cremations by the Bagmati River was thinning late last week, the bodies were all coming from Gongabu, a common stopover for Nepali migrant workers headed overseas, and they were all of young men.

Hindu custom dictates that funeral pyres should be lighted by the oldest son of the deceased, but these men were too young to have sons, so they were burned by their brothers or fathers. Sukla Lal, a maize farmer, made a 14-hour journey by bus to retrieve the body of his 19-year-old son, who had been on his way to the Persian Gulf to work as a laborer.

“He wanted to live in the countryside, but he was compelled to leave by poverty,” Mr. Lal said, gazing ahead steadily as his son’s remains smoldered. “He told me, ‘You can live on your land, and I will come up with money, and we will have a happy family.’ ”

Weeks will pass before the authorities can give a complete accounting of who died in the April 25 earthquake, but it is already clear that Nepal cannot afford the losses. The countryside was largely stripped of its healthy young men even before the quake, as they migrated in great waves — 1,500 a day by some estimates — to work as laborers in India, Malaysia or one of the gulf nations, leaving many small communities populated only by elderly parents, women and children. Economists say that at some times of the year, one-quarter of Nepal’s population is working outside the country.

Nepal’s Young Men, Lost to Migration, Then a Quake

Artikel lainnya »