Saco-Indonesia.com —
Ukuran alat kelamin tak dimungkiri masih menjadi salah satu parameter penting dalam
seksualitas pria. Hal itu pula yang membuat sebagian kaum Adam merasa "tak puas"
selalu berupaya mencari cara untuk memperbaiki ukuran kelaminnya.
Meski
demikian, minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi menyebabkan banyak pria terjebak
pada prosedur pembesaran yang sembarangan terhadap alat kelamin. Tak semua prosedur pembesaran
dapat memberikan hasil yang diharapkan, terutama pelayanan sembarangan yang tidak berdasarkan
pada ilmu kedokteran. Alih-alih mendapat ukuran sesuai keinginan, layanan ini justru akan
menyebabkan kerusakan permanen pada alat vital.
Spesialis urologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) dr Nur
Rasyid mengingatkan, kaum pria sebaiknya tidak mencari upaya untuk membesarkan alat kelaminnya.
Pasalnya, alat kelamin pria dewasa sebenarnya sudah mencapai ukuran yang maksimal sehingga
tidak mungkin dapat diperbesar lagi.
Kecuali pada anak dalam usia
prepubertal atau sebelum memasuki usia puber, alat kelamin pria masih dapat bertumbuh sehingga
masih dapat dilakukan upaya pembesaran.
"Umumnya pria setelah berusia
21 tahun, organ vitalnya sudah mengalami pematangan sempurna," ujar Nur dalam seminar
media bertajuk "Disfungsi Ereksi (DE): Mengapa Pria Enggan Membicarakan serta
Mengonsultasikannya ke Dokter?" di Jakarta, Rabu (22/5/2013).
Hanya
saja, ukuran organ vital pria dapat bertambah besar saat mengalami ereksi. Nur mengatakan, hal
ini terjadi karena peningkatan suplai darah di pembuluh darah penis. Volume darah pada penis
saat ereksi dapat mencapai empat kali volume darah saat penis tidak ereksi.
"Maka, jika ereksinya lancar, ukuran penis seharusnya tidak menjadi masalah karena akan
membesar sendiri," kata Nur.
Sayangnya, imbuh Nur, tidak semua pria
mengetahui ukuran penis yang normal. Masih banyak yang merasa ukuran yang dimilikinya kecil,
padahal sebenarnya normal.
Kata Nur, ukuran penis rata-rata orang Indonesia
yang dianggap cukup untuk memenuhi fungsi organ seksual mencapai 9 sentimeter saat ereksi. Maka
dari itulah, pentingnya artinya kaum pria untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan
reproduksi yang tepat.
Berbahaya
Nur
mengingatkan masyarakat akan bahaya prosedur pembesaran alat kelamin yang masih banyak
ditemukan. Upaya pembesaran penis yang berbahaya di antaranya adalah dengan melakukan
penyuntikan penambahan volume di bawah kulit penis. Penambahan volume dapat dilakukan dengan
menyuntikkan silikon, bahkan hingga minyak tradisional.
Nur mengatakan,
pengisian volume dengan bahan berbahaya mungkin terlihat baik pada awalnya. Namun, efeknya tidak
akan lama. Paling lama sekitar enam sampai dua belas bulan. Setelahnya, bentuk dan kulit penis
bisa mengalami kerusakan.
"Mungkin mirip dengan penyuntikan silikon di
dada atau wajah. Jika sembarangan, tentu akan buruk hasilnya. Melakukannya pada organ vital
akan berakibat kerusakan fungsi dari alat vital," paparnya.