saco-indonesia.com, Pemilik rumah yang telah ditempati oleh kakak tersangka dalam pelaku pembunuhan Feby Lolita, di Perumahan Puri Citayam Permai 2, RT 07/22, Blok D1/2, Kel. Rawa Panjang, Kec. Bojong Gede Kab. Bogor, juga merupakan rumah kontrakan.
Rumah ukuran tipe 22 bercat orange bergaya minimalis juga merupakan rumah milik dari Vivi warga Komp. Depag, Desa Pabuaran Bojong Gede.
“Rumah yang sering didatangi oleh pelaku yaitu Edo, sebetulnya telah ditempati oleh kakaknya yang disebut dengan mama Rahel bersama keluarganya satu anak,”ujar Yani yang berusia 54 tahun , tetangga samping rumah pelaku.
Rumah yang telah ditempati oleh keluarga Rahel tersebut adalah kontrakan. “Oleh keluarga pelaku rumah dikontrak dua tahun dengan tiap tahun sebesar Rp5 juta.Semestinya rumah tersebut sudah ditinggalkan keluarga pelaku, atas alasan mau mencari tempat tinggal baru rumah diperpanjang kontraknya dengan membayar Rp500 ribu,”katanya.
Menurut ibu tiga anak ini telah menyebutkan, kakak pelaku juga sempat mencalonkan diri jadi Calon Legislatif di daerah Medan, Sumatera Utara. “Karena pernah mendengar kakak pelaku pernah mendaftar menjadi Caleg, namun tidak jadi dianggap warga sekitar orang kaya. Kelakukan pelaku sendiri di warga dan tetangga dikenal cuek dan kasar,”ungkapnya.
Sementara itu, Edo dikenal juga sebagai sopir angkot 06 jurusan Kp. Melayu – Gandaria Jakarta Selatan.
“Edo itu juga punya Angkot, selain itu juga menyupirin angkot milik sendiri. Angkot miliknya itu diparkir di rumah orangtuanya di daerah Pondok Gede,”paparnya.
Sebelumnya, Edo telah menjadi pelaku pembunuhan gadis cantik Feby yang jasadnya selama tiga hari ditaruh dalam bagasi mobil nissan March Putih milik korban. Mobil berisi mayat tersebut telah dibuang pelaku di area TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Editor : Dian Sukmawati
RUMAH DITEMPATI KAKAK PEMBUNUH FEBY TERNYATA KONTRAKAN
BEIJING (AP) — The head of Taiwan's Nationalists reaffirmed the party's support for eventual unification with the mainland when he met Monday with Chinese President Xi Jinping as part of continuing rapprochement between the former bitter enemies.
Nationalist Party Chairman Eric Chu, a likely presidential candidate next year, also affirmed Taiwan's desire to join the proposed Chinese-led Asian Infrastructure Investment Bank during the meeting in Beijing. China claims Taiwan as its own territory and doesn't want the island to join using a name that might imply it is an independent country.
Chu's comments during his meeting with Xi were carried live on Hong Kong-based broadcaster Phoenix Television.
The Nationalists were driven to Taiwan by Mao Zedong's Communists during the Chinese civil war in 1949, leading to decades of hostility between the sides. Chu, who took over as party leader in January, is the third Nationalist chairman to visit the mainland and the first since 2009.
Relations between the communist-ruled mainland and the self-governing democratic island of Taiwan began to warm in the 1990s, partly out of their common opposition to Taiwan's formal independence from China, a position advocated by the island's Democratic Progressive Party.
Despite increasingly close economic ties, the prospect of political unification has grown increasingly unpopular on Taiwan, especially with younger voters. Opposition to the Nationalists' pro-China policies was seen as a driver behind heavy local electoral defeats for the party last year that led to Taiwanese President Ma Ying-jeou resigning as party chairman.
Taiwan party leader affirms eventual reunion with China