Setiap jamaah yang berangkat umroh atau haji khusus Call/Wa. 08111-34-1212 pasti menginginkan perjalanan ibadah haji plus atau umrohnya bisa terlaksana dengan lancar, nyaman dan aman sehingga menjadi mabrur. Demi mewujudkan kami sangat memahami keinginan para jamaah sehingga merancang program haji onh plus dan umroh dengan tepat. Jika anda ingin melaksanakan Umrah dan Haji dengan tidak dihantui rasa was-was dan serta ketidakpastian, maka Alhijaz Indowisata Travel adalah solusi sebagai biro perjalanan anda yang terbaik dan terpercaya.?agenda umroh 12 hari
Biro Perjalanan Haji dan Umrah yang memfokuskan diri sebagai biro perjalanan yang bisa menjadi sahabat perjalanan ibadah Anda, yang sudah sangat berpengalaman dan dipercaya sejak tahun 2010, mengantarkan tamu Allah minimal 5 kali dalam sebulan ke tanah suci tanpa ada permasalahan. Paket yang tersedia sangat beragam mulai paket umroh 9 hari, 12 hari, umroh wisata muslim turki, dubai, aqso. Biaya umroh murah yang sudah menggunakan rupiah sehingga jamaah tidak perlu repot dengan nilai tukar kurs asing. daftar umroh di Kepulauan Seribu Utara
POLISI PERIKSA 4 SAKSI
saco-indonesia.com, Buntut peristiwa tewasnya anggota Taruna TNI AU Yogyakarya, Andik Wayu Kurniawan yang berusia 21 tahun , tim Jantras Polres Bandung dan Polda Jawab yang sudah diturunkan masih harus melakukan penyelidikan. Sedikitnya 4 saksi sudah menjalani pemeriksaan, satu diantaranya kakak korban Yunita.
“Kakak korban yang juga merupakan kunci utama dalam kasus ini. Dia berada di TKP saat kejadian,“ kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul.
Martin juga menambahkan, tewasnya Taruna TNI AU Yogjakarta Tingkat III Andik Wahyu Kurniawan, di Fly Over Pasupati, sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, belum dapat diketahui motifnya.
Hanya, keterangan dari beberapa saksi yang mengisyaratkan pelaku berencana untuk merebut motor korban. Korban lanjutnya, melawan dan terjadilah duel. “Antara korban dan pelaku tidak seimbang. Korban ditusuk. Kakaknya selamat.”
Ditambahkan Martin, pelaku terdiri lebih dari dua orang. Siapa pelaku, masih dalam pengejaran dan pengembangan. “ Motif sementara diperkirakan pencurian dan kekerasan. Yang jelas motif masih diperdalam tim lapangan.”
Diberitakan, seorang Taruna Akademi Angkatan Udara Yogyrakarta angkatan 2011 Tingkat III Andik Wahyu Kurniawan, telah dibantai oleh kawanan pria misterius di Fly Over Pasupati, Senin (23/12/2013) sekitar pukul 03.00 dini hari .
Korban tewas akibat luka tusuk di dada kiri atau tepat di Jantung. Berdasar keterangan korban berada di Bandung karena tengah cuti di rumah orangtuanya.
Andik tewas saat mengantarkan kakaknya Yunita Nurhayati ke travel yang akan berangkat ke Jakarta.
Andik telah ditemukan tewas di Jembatan Layang Pasupati menuju arah Gasibu, Bandung.
KATHMANDU, Nepal — When the dense pillar of smoke from cremations by the Bagmati River was thinning late last week, the bodies were all coming from Gongabu, a common stopover for Nepali migrant workers headed overseas, and they were all of young men.
Hindu custom dictates that funeral pyres should be lighted by the oldest son of the deceased, but these men were too young to have sons, so they were burned by their brothers or fathers. Sukla Lal, a maize farmer, made a 14-hour journey by bus to retrieve the body of his 19-year-old son, who had been on his way to the Persian Gulf to work as a laborer.
“He wanted to live in the countryside, but he was compelled to leave by poverty,” Mr. Lal said, gazing ahead steadily as his son’s remains smoldered. “He told me, ‘You can live on your land, and I will come up with money, and we will have a happy family.’ ”
Weeks will pass before the authorities can give a complete accounting of who died in the April 25 earthquake, but it is already clear that Nepal cannot afford the losses. The countryside was largely stripped of its healthy young men even before the quake, as they migrated in great waves — 1,500 a day by some estimates — to work as laborers in India, Malaysia or one of the gulf nations, leaving many small communities populated only by elderly parents, women and children. Economists say that at some times of the year, one-quarter of Nepal’s population is working outside the country.